Kenapa kita harus dekat dengan Al-Quran? Karena bukti kemuliaan dan kemenangannya telah jelas...
Bukti-bukti yang terjadi di zaman Nabi Saw
cukup mengantarkan kita pada keyakinan bahwa: "Bila manusia dekat dengan Quran,
maka Allah akan memuliakannya."
Kita saksikan Rasulullah Saw yang ummi
(tidak cakap baca tulis) namun karena Quran-lah beliau Saw dimuliakan Allah,
yakni dengan cara: walaupun kaum kafir mengolok-olok Quran itu buatan manusia,
ternyata masih banyak juga orang-orang yang berempati kepada beliau,
memuliakannya, dan meyakininya.
Hikmah keummian Rasulullah Saw:
- Rasulullah Saw diyakini mustahil bikin-bikin ayat sendiri. Khan tidak bisa baca tulis! Padahal logisnya, mensyairkan balaghah bisa jadi perlu menulis beberapa kali sampai benar atau cantik didengar. Rasul tak perlu itu, karena bukan firman Rasul yang dilafadzkan beliau, tapi firman Allah;
- Karena tak bisa tulis, Rasulullah otomatis memiliki hafalan yang kuat. Seperti bila kita tak punya kertas padahal sedang butuh beberapa informasi, pasti kita akan berusaha keras menghafal. Quran pun dihafal beliau Saw dan terus menerus dihafal lintas generasi, terutama bagi para peneladan Nabi Saw.
Bukti-bukti lain adalah para sahabat yang
bertebaran di zaman Nabi Saw, yang mulanya hina-dina di kalangannya (seperti
hamba sahaya), tiba-tiba berubah menjadi makhluk mulia tak terkira, baik sebagai prajurit, tokoh shalih, ditunjang akhlakul karimah nan mengesima.
Buktikan bila kurang yakin! Bila kita dekat dengan Quran -> berarti ibadahnya
bakal kencang, karena Quran adalah sarana pemermudah ibadah-ibadah lain. Sebaliknya, malas ibadah -> kita bisa
takar, disebabkan oleh interaksi dengan Quran yang kurang.
***
Yang terakhir! Alasan mengapa kita harus dekat dengan Quran, adalah logika (dalil aqli) kita tak bisa berkutik. Bil Quran-lah, kemenangan dakwah akan nyata di tangan...
Logika yang diusung disini adalah
kesuksesan Nabi Saw yang bukan hanya hafal Quran, tapi dikelilingi oleh
sahabat-sahabat yang juga hafal Quran. Kekuatan ruh dakwah yang digelorakan bukan bertumpu di satu orang (sang Nabi), melainkan makin berlipat ke satu kaum muslim generasi terbaik.
Bukankah perumpamaan mukmin itu satu tubuh atau bangunan
yang utuh? Bila satu bagian sakit, maka -senada dengan bagian lain yang
interaksi dengan Qurannya kuat- bagian-bagian itu akan membantu yang
sakit, susah, lagi sedih agar kembali riang, kembali memenangkan dakwah. Ini idealnya, ini harapan kita. Bila semua kaum
muslim dekat bersama Quran.
Nah, sebaliknya: bila ada masalah berupa
“persatuan umat Islam kurang”, maka lihatlah interaksi kaum muslim itu dengan
Quran. Karena termasuk logika juga bahwa Quran menenanglembutkan hati, sehingga seharusnyalah para pendekat Quran mau membantu sesama, peduli terhadap bersatunya Islam. Semoga dengan Quran umat Islam menguatkan kebersatuannya...
Dalam QS Al Baqarah 30, disebut istilah "khalifah". Makna dasarnya ialah makhluk yang bila 1 lenyap, digantikan dengan 1
yang lain. Artinya, untuk memenangkan dakwah (yang di antara para pemenangnya
berkumpul orang-orang yang berinteraksi dekat dengan Quran), dakwah Quran harus
terus digelorakan. Jangan mudah puas hanya dengan memenangkan satu periode atau
generasi saja. Teruslah berikhtiar, bermujahadah. Karena bumi Allah ini akan diwariskan kepada hamba-Nya yang
shalih, InsyaAllah.
Logika lain terdapat pada QS Ali Imran:
110; “Kuntum khaira ummatin ukhrijat linnaasi”
Generasi terbaik, (yang kita impikan
seperti generasi sahabat), akan dapat diwujudkan dengan cara ‘ukhrijat’ atau
dikeluarkan – diusahakan. Hal ini merujuk kepada QS Al-Furqon ayat 52 tentang
motivasi besar dakwah Quran, yakni MUJAHADAH…
“Maka, janganlah kamu mengikuti orang-orang
kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Quran dengan jihad yang
besar.”
Demikian reportase...
Semoga menguatkan interaksi kita dengan Al-Quran...
Jurangmangu Timur, Sabtu 21 Mei 2016 - 15 Sya'ban 1437
Allahummarhamnaa bil Qur'aan...
Allaummaj'alna min ahlul Qur'aan...
Sumber:
- Catatan peserta mabit
- hidayatullah.com (gambar)
Posting Komentar